Saya dan Komunitas
Ketika awal pindah ke Makassar, saya tidak kenal banyak orang. Teman hanya beberapa saja, bisa dihitung dengan jari tangan. Saya yang terbiasa sibuk kerja dari pagi sampai petang dan selalu dikelilingi banyak rekan kerja, tiba-tiba hanya berdiam saja di rumah yang hanya dihuni tiga orang, termasuk saya.
Merasa kesepian dan bosan, saya berusaha mencari hobi untuk mengalihkan perhatian. Karena kondisi saya yang sedang hamil muda, saya pun mencoba mencari hobi baru yang aman buat bumil. Yang ndak perlu koprol-koprol. Pilihan saya pun jatuh pada merajut. Saya langsung jatuh cinta dengan hobi baru saya itu dan nyaris ndak bisa berhenti merajut. Rasa bosan dan kesepian saya pun bisa teralihkan sedikit.
Sampai setelah saya melahirkan Kirana, dan kembali ke Makassar, rasa kesepian itu datang lagi. Rutinitas baru sebagai seorang ibu, kadang membuat saya merasa terisolir dari dunia luar. Saya juga diserang rasa bosan karena ndak ada orang lain yang bisa diajak ngobrol, selain pak suami. Ditam…
Merasa kesepian dan bosan, saya berusaha mencari hobi untuk mengalihkan perhatian. Karena kondisi saya yang sedang hamil muda, saya pun mencoba mencari hobi baru yang aman buat bumil. Yang ndak perlu koprol-koprol. Pilihan saya pun jatuh pada merajut. Saya langsung jatuh cinta dengan hobi baru saya itu dan nyaris ndak bisa berhenti merajut. Rasa bosan dan kesepian saya pun bisa teralihkan sedikit.
Sampai setelah saya melahirkan Kirana, dan kembali ke Makassar, rasa kesepian itu datang lagi. Rutinitas baru sebagai seorang ibu, kadang membuat saya merasa terisolir dari dunia luar. Saya juga diserang rasa bosan karena ndak ada orang lain yang bisa diajak ngobrol, selain pak suami. Ditam…